dika. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

B. #19 = Tahun-tahun Awal Nazi dan Zionis

Ketika Nazi meraih kekuasaan, kaum Yahudi Jerman membentuk 0,9 persen populasi Jerman. Walau demikian, kekuatan ekonomi mereka cukup besar. Kebanyakan kaum Yahudi bertaraf hidup tinggi; 60 persen mereka adalah pengusaha atau pekerja profesional. Walau sedikit jumlahnya, mereka minoritas terpenting di Jerman. Memurnikan ras bangsa Jerman dengan mengenyahkan kaum Yahudi adalah salah satu tujuan utama Nazi. Menjaga ras tetap murni juga mensyaratkan bahwa kaum Yahudi dikucilkan sambil didesak keluar dari Jerman.

Itulah juga impian para Zionis, dan mengapa, di hari-hari saat gerakan Nazi hampir merebut kekuasaan, hubungan-hubungan menarik berkembang di antara kedua pihak. Salah satu hubungan terpenting tumbuh antara Kurt Tuchler, seorang anggota pengurus ZVfD, dan Baron Leopold Itz Edler von Mildenstein dari SS.

Tuchler membujuk Mildenstein agar menulis sebuah artikel pro-Zionis untuk penerbitan Nazi. Sang baron setuju, dengan syarat bahwa ia berkunjung ke Palestina terlebih dahulu, dan dua bulan setelah Hitler berkuasa, kedua orang beserta istri-istri mereka pergi ke Palestina. Von Mildenstein tinggal di sana selama enam bulan sebelum kembali untuk menulis artikelnya.

Ada kontak-kontak resmi antara kaum Zionis dan Nazi sejak awal pemerintahan Nazi. Di bulan Maret 1933, Hermann Göring mengumpulkan para pemimpin organisasi-organisasi Yahudi utama. Salah satu bukti terpenting pandangan pihak Zionis tentang Nazi pada saat itu adalah sepucuk memorandum yang dikirimkan kepada Partai Nazi oleh ZVfD pada tanggal 21 Juni 1933. Dokumen ini, yang tak disiarkan sampai tahun 1962, adalah sebuah permintaan terbuka untuk bersekongkol dengan Partai Nazi. Beberapa potongan menarik dari memorandum panjang itu:

...Di atas landasan sebuah negara baru, yang telah menegakkan prinsip ras, kami inginkan demikian demi memasukkan masyarakat kami ke dalam keseluruhan bangunan negara, sehingga di pihak kami juga, di ruang yang ditetapkan bagi kami, dimungkinkan kegiatan yang bermanfaat bagi Tanah Air...

Pengakuan kami atas nasionalisme Yahudi memberikan suatu hubungan jernih dan tulus dengan rakyat Jerman beserta kenyataan nasional dan rasialnya ...kami juga menentang perkawinan campuran dan mendukung pengawasan kemurnian kelompok Yahudi...

Jadi, orang Yahudi sadar diri yang digambarkan di sini, yang kami wakili, dapat menemukan tempat dalam bangunan negara Jerman...Kami percaya akan kemungkinan sebuah hubungan setia yang tulus antara orang Yahudi yang sadar-kelompok dan negara Jerman...

Demi tujuan-tujuan praktisnya, Zionisme berharap mampu menciptakan kerjasama bahkan dengan suatu pemerintahan yang pada dasarnya memusuhi kaum Yahudi...

Mengenai memorandum ini, Brenner menulis: “Dokumen ini, sebuah pengkhianatan terhadap kaum Yahudi Jerman, ditulis dalam kata-kata kuno Zionis yang baku...Di dalamnya, kaum Zionis Jerman menawarkan kerjasama terukur antara Zionisme dan Nazisme, disucikan oleh tujuan mendirikan negara Yahudi: Kami tak akan mengobarkan perang terhadapmu (Nazi), melainkan hanya terhadap yang menentangmu (Yahudi non-Zionis)”

Rabbi Joachim Prinz, salah seorang pengarang memorandum itu, menjelaskan alasannya bertahun-tahun kemudian. “...tak satu pun negara di dunia yang mencoba memecahkan masalah Yahudi lebih bersungguh-sungguh daripada Jerman. Pemecahan masalah Yahudi? Itulah impian Zionis kami! Kami tak pernah mengingkari adanya masalah Yahudi! Pemisahan masyarakat? Itulah himbauan kami!...” Sebagaimana ditunjukkan Prinz, yang utama dari kesepakatan Zionis dan Nazi adalah kesungguhan mereka tentang adanya masalah Yahudi. Kedua pihak menganggap keberadaan kaum Yahudi di Eropa suatu masalah dan berpikir bahwa hidup berdampingan antara kaum Yahudi dan non-Yahudi suatu kemustahilan. Sebaliknya, para Yahudi pembaur tak sedikit pun mengakui bahwa ada masalah Yahudi. Bagi para Zionis, inilah pengkhianatan.

Karena itu, mereka berusaha mengakhiri perseteruan lewat kekerasan, dan dengan kekuatan membujuk kaum Yahudi yang telah kehilangan kesadaran rasialnya. Orang Yahudi pembaur di Jerman diserang dengan sengit dalam Jüdische Rundschau, buletin mingguan ZVfD. Penyuntingnya, Robert Weltsch, menulis di dalam tajuk rencananya:

Di masa-masa genting sepanjang sejarahnya, kaum Yahudi telah menghadapi persoalan akibat kesalahannya sendiri. Do’a terpenting kita berbunyi: “Kami diusir dari negeri kami karena dosa-dosa kami” ...kaum Yahudi memikul kesalahan besar karena gagal memenuhi seruan Theodor Herzl ... karena kaum Yahudi tak bangga menunjukkan keyahudiannya, karena mereka ingin menghindari masalah Yahudi, mereka harus turut dipersalahkan atas kemunduran kaum Yahudi.

Kedudukan Zionis telah terang: para Yahudi pembaur telah berdosa dengan mengabaikan ajakan Zionis, dengan menolak kesadaran rasialnya sendiri; mereka harus mendapat balasan atasnya lewat penindasan oleh sekutu-sekutu kaum Zionis, yakni kaum Nazi. Artikel-artikel yang muncul dalam Jüdische Rundschau menyerang para Yahudi pembaur dan pada saat yang sama memuji Nazisme. Di bulan April 1933, Kurt Blumenfeld, sekretaris jendral ZVfD, menulis: “Kita yang hidup di negara ini sebagai ‘ras asing’ harus mutlak menghargai kesadaran dan kepentingan rasial bangsa Jerman”. Joachim Prinz, seorang rabbi Zionis, menjelaskan bahwa kaum Zionis dapat bersepakat dengan kaum Nazi, yang rasis seperti mereka: “Suatu negara yang dibangun di atas prinsip kemurnian bangsa dan ras hanya dapat menghargai orang-orang Yahudi yang memandang diri dengan cara yang sama “.

Setelah Nazi berkuasa, mereka memberlakukan undang-undang tertentu yang membatasi hak-hak sosial kaum Yahudi. Malah, kaum Nazi berpikir mereka telah menolong kaum Yahudi dengan menerbitkan undang-undang yang menentang pembauran.

Rundschau mengeluarkan sebuah pernyataan dari AI Berndt, kepala persatuan pers Nazi, yang mengabarkan kepada dunia, yang lebih cenderung yakin daripada terkejut, bahwa undang-undang ini:

... bermanfaat sekaligus bersifat memperbaiki bagi Yudaisme. Dengan memberikan kaum minoritas Yahudi suatu kesempatan mengurus hidupnya sendiri dan menjamin dukungan pemerintah atas keberadaan yang merdeka ini, Jerman sedang membantu Yudaisme memperkuat watak kebangsaannya dan memberikan sumbangan ke arah peningkatan hubungan di antara kedua bangsa.

Persekutuan Nazi-Zionis didasarkan hanya pada pertimbangan-pertimbangan semacam itu. Hubungan antara kaum Nazi dan Zionis, yang awalnya sebagai sebuah pameran niat baik, telah berubah menjadi persekongkolan yang paling terkendali dan nyata. Di sini, pembaca mungkin berpikir bahwa para Zionis mengawali persekongkolan ini karena kurang berhati-hati dan tak mampu memperkirakan betapa fanatik jadinya sikap anti-Yahudi kaum Nazi. Sesungguhnya, mereka yang berharap mampu menyembunyikan persekutuan Nazi–Zionis ini berupaya meremehkannya menggunakan alur pemikiran itu. Meski demikian, kenyataannya berbeda. Para Zionis sangat sadar akan anti-Semitismenya Nazi; malah, mereka ingin sifat itu bertambah. Setiap undang-undang yang diterbitkan untuk merugikan kaum Yahudi Jerman kian menyenangkan para Zionis. Brenner menulis: ”Semakin keras Nazi menekan kaum Yahudi, semakin yakin pihak Zionis bahwa sebuah kesepakatan dengan Nazi adalah mungkin. Lagi pula, mereka beralasan, semakin Nazi mengucilkan Yahudi Jerman dari setiap segi kehidupan di Jerman, semakin pihak Nazi membutuhkan Zionisme untuk membantu mengenyahkan kaum Yahudi.”


sumber = harunyahya.com

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya

Foto saya
Grunge, Psychedelic, NAZI

Pengikut