dika. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

B. #21 = Mengalahkan Boikot Anti-Nazi dengan Bantuan Zionis

Tak usah diragukan, VNJ sebuah pengecualian. Tak dapat dipastikan apakah simpati VNJ pada Nazi benar-benar suara kebanyakan Yahudi pembaur. Rejim Hitler menyebabkan kekhawatiran yang sangat bagi Yahudi pembaur yang tinggal di negara-negara Barat lain. Bertolak belakang dengan upaya persekongkolan para Zionis, kaum Yahudi pembaur mencari cara-cara melawan Nazi. Mereka ingin bertindak efektif, bersama dengan kelompok-kelompok anti-fasis lainnya, antara lain golongan liberal, sosial demokrat, dan komunis, melawan rejim Hitler.

Boikot anti-Nazi bermula ketika Jewish War Veterans (Veteran Perang Yahudi), sebuah organisasi Yahudi pembaur di New York, mengumumkan boikot perdagangan pada tanggal 19 Maret 1933, dan menyelenggarakan pawai protes besar-besaran empat hari kemudian. Gerakan itu kian membesar, dan pada akhirnya menamakan diri Non-Sectarian Anti-Nazi League (Liga Anti-Nazi Non-Sektarian). Liga ini menerima dukungan dari golongan kiri, dan menyerukan kepada seluruh rakyat Amerika agar berhenti membeli barang-barang buatan Jerman. Gerakan boikot menyebar ke Eropa, dan cukup efektif. Ini bukan berita baik bagi ekonomi Jerman yang baru mulai pulih, di bawah kepemimpinan Hitler, dari depresi yang berawal di tahun 1929. Karena boikot yang dilakukan para Yahudi pembaur, penjualan barang-barang Jerman anjlok tajam di dua pasar utama: Eropa dan Amerika Serikat.

Secara serentak, para penyelamat yang kuat muncul membantu Hitler mengatasi ancaman genting bagi ekonomi Jerman ini. Siapakah mereka? Para Zionis, tentu saja. Ketika orang-orang Yahudi pembaur bergantian berunjuk rasa menggalakkan suatu boikot yang menghancurkan ekonomi Jerman, para Zionis mengulurkan tangan membantu sekutu ganjil mereka itu.

Nyatanya, kaum Zionis telah memulai upaya-upaya pro-Nazi mereka melawan boikot itu bahkan sebelum unjuk rasa pertama, menentangnya bahkan sejak tahap perencanaan. Tokoh Yahudi utama penentang boikot di Amerika adalah Rabbi Stephen Wise, pemimpin terpenting gerakan Zionis di Amerika Serikat dan sahabat karib Presiden Franklin D. Roosevelt. Wise adalah pemimpin American Jewish Congress (Kongres Yahudi Amerika), sebuah cabang WZO. Tentang upaya anti-boikotnya ini, Wise menulis kepada seorang teman Zionisnya: ”Engkau tak bisa membayangkan apa yang sedang kulakukan untuk melawan massa (pendukung boikot). Mereka menginginkan aksi jalanan besar-besaran”. WZO juga mencoba sejak awal mencegah boikot. Ketika upayanya gagal, WZO berusaha meringankan masalah-masalah keuangan Jerman. Brenner menulis:”[WZO] tak hanya membeli barang-barang Jerman; namun, juga menjualkannya, dan bahkan mencari pelanggan-pelanggan baru bagi Hitler dan para industrialis pendukungnya”.

Alasan di balik perilaku itu adalah karena WZO memandang kemenangan Hitler sama seperti sejawat Jermannya, ZVfD. Hitler itu ibarat garu perontok untuk mengusir para Yahudi yang bersikeras tidak pulang ke tanah airnya. Seorang yang baru saja menjadi penganut Zionisme, kemudian penulis biografi tersohor dunia, Emil Ludwig, mengungkapkan sikap umum gerakan Zionis: “Hitler akan dilupakan dalam beberapa tahun, namun ia akan mendapat sebuah tugu peringatan yang megah di Palestina... Ribuan orang yang tampak sudah meninggalkan Yudaisme telah dibuat tobat berlipat ganda oleh Hitler, dan karena itu, saya amat berterima kasih kepadanya.”

Seorang Zionis terkenal lainnya, Chaim Nachman Bialik, berkata:”Hitlerisme mungkin telah menyelamatkan kaum Yahudi Jerman yang telah membaur menuju kepunahan... begitu pun saya, seperti Hitler, percaya pada gagasan tentang kekuatan darah bangsa”. Seorang Yahudi Italia anggota WZO, Enzo Sereni, berbicara senada: ”Anti-Semitismenya Hitler mungkin akan membawa ke arah penyelamatan kaum Yahudi”. Pada kongres WZO di Luceme, Swis, Sereni menyatakan: ”Kita tak mesti malu atas kenyataan bahwa kita memanfaatkan penganiayaan kaum Yahudi di Jerman demi pembangunan Palestina. Itulah bagaimana orang-orang bijak dan para pemimpin terdahulu mengajari kita ... untuk menggunakan petaka atas kaum Yahudi di Diaspora bagi pembangunan [Palestina].“ Pihak Zionis amatlah gembira dengan pemecahan yang ditawarkan Nazisme sehingga merencanakan melakukannya juga di negara-negara lain, demi merayu kaum Yahudi pembaur bahwa kebijakan-kebijakan mereka telah gagal, dan bahwa satu-satunya harapan bagi kaum Yahudi adalah pulang ke Palestina.

Seorang rabbi Amerika, Abraham Jacobson, memprotes pemikiran gila ini di tahun 1936: “Berapa kali kita telah mendengar tentang harapan sesat yang dengan putus asa diutarakan terhadap ketaksukaan kaum Yahudi Amerika pada Zionisme, agar seorang Hitler diturunkan kepada mereka? Lalu, mereka baru akan menyadari perlunya Palestina!”.

Kedekatan yang telah diuraikan di atas, baik secara terbuka maupun terselubung, antara kaum Nazi dan Zionis, membuat kerjasama ekonomi mereka bukan hanya mungkin, melainkan wajar. Kesepakatan ekonomi terpenting antara kaum Nazi dan Zionis adalah sebuah perjanjian, disebut Ha’avara (“pemindahan”) dalam bahasa Ibrani, yang mengizinkan Yahudi Jerman mengapalkan tiga juta Reichmark harta kaum Yahudi ke Paletina berbentuk barang-barang ekspor Jerman. (Brenner, h. 64) Perjanjian itu memungkinkan Jerman memasarkan barangnya kepada kaum Yahudi di Palestina. Belakangan, kesepakatan ini diperluas, dan akhirnya, kaum Zionis mengekspor jeruk ke Belgia dan Belanda menggunakan kapal-kapal Jerman. Pada tahun 1936, WZO menjual barang-barang Jerman di Inggris.

Para Zionis bahkan bertindak lebih jauh untuk Nazi. Mereka memasok sumber-sumber valas (valuta asing) kepada para produsen senjata Jerman. Albert Norden dalam bukunya So Warden Kriege Gemacht (Bagaimana Perang Dimulai), melukiskan perjanjian dagang Nazi–Zionis lainnya. Norden menulis bahwa bahan-bahan baku strategis bagi negara Jerman dipasok melalui sebuah perusahaan bernama Internatioal Nickel Trust (INT), yang pemiliknya para Zionis. Perusahaan itu menguasai 85 persen nikel yang dihasilkan negara-negara kapitalis. Setahun setelah Hitler berkuasa, sebuah perjanjian ditandatangani antara INT dan perusahaan amanat (trust) Jerman IG Farben. Dengan kesepakatan itu, Farben dibolehkan mengimpor lebih dari setengah kebutuhan nikel Jerman dengan 50 persen potongan valasnya.


sumber = harunyahya.com

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya

Foto saya
Grunge, Psychedelic, NAZI

Pengikut